🐭 Puisi Tentang Bung Karno
MenjagaBung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Syahrir Kami sekarang mayat Berilah kami arti Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian Kenang-kenanglah kami Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi Yang terampas dan yang terputus. Puisi tentang Hari Kemerdekaan 4. Mengenang Karya : Yuliani Megantari
BungKarno Proklamator Bangsa Indonesia Pemicu juang gapai cita - cita mulia Semangat mu tiada padam sepanjang masa Nusantara Indo Puisi: Bung Karno, Monas, dan Indonesia Terserah TENTANG KOMPASIANA. PROFIL. PERFORMA & STATISTIK. TIM. JARINGAN. KGMEDIA.ID. SYARAT DAN KETENTUAN. DEFINISI. KETENTUAN LAYANAN. KETENTUAN KONTEN.
Aurapemanggil terkenang hanya nama Bung Karno Pembangkit juang penyeru pemantik api Mengabdi bergerak pada poros revolusi. Dwi Tunggal laksana jawaban Keberhasilan merintis proklamasi Hingga jiwa-jiwa dengan Indonesia meneguk kebebasan Merajut mahajana Sang Saka di kibar langit lazuardi. Orasi panggilan merdu engkau Mendaratkan kata-kata mantra
BungKarno blusuk Cipagalo beralas nestapa. Temukan Marhaen tanpa asa. Pemimpin tak perlu kuda. Rakyat tak suka gaya. Cukup Tuhan Punya Kuasa. Debat lewat puisi bukan barang baru dalam percaturan politik negeri ini. Hampir mirip tradisi berbalas santun, debat lewat puisi dinilai bisa mengendorkan urat syaraf.
Duapuisi di antaranya menggambarkan kedekatan emosionalnya dengan Bung Karno. Adalah puisi berjudul 'Persetujuan dengan Bung Karno' dan 'Karawang-Bekasi'. Sapardi Djoko Damono, pujangga yang guru besar sastra, menyebut Chairil sebagai sosok yang menonjolkan sikap kepahlawanan dalam karyanya.
Dalampuisi yang berjudul "Aku Melihat Indonesia" berikut ini, Bung Karno seperti biasanya, membanngkitkan dan mengobarkan semangat untuk mencintai tanah air Indonesia. Dalam sebuah acara Rakernas Partai Demokari Indonesa Perjuangan (PDIP), puisi karya Bung Karno tersebut, dibacakan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (12/1/2020).
Soekarnoohh bung karno. Apakah kami sdh diambang musnah. Apakah kami merusak kepercayanmu sudah. Tanah airmu di ubah penerusmu menjadi tong sampah. PUISI : SANG PROKLAMATOR Karya : Bagus Satriyo Taper Lovererna. Dalam perjuanganmu kami merdeka Darah tertumpah ruah Nyawa melayang sudah Sungguh perjuangan tiada terkira. Kau junjung martabat bangsa
Berkaitandengan surat di bawah ini, puis bertema surat, bagaimana puisinya, untuk selengkapnya silahkan disimak saja berikut ini. Puisi Surat Kecil Untuk Bung Karno Satu bumi Satu langit Satu matahari Satu bulan Beribu pulau Beribu bintang berbagai gunung Berbagai karang Berbagai ladang Berbagai tanaman Berbagai lautan Menjadi satu keindahan
Bagikukebebasan bentuk puisi sangat penting. Aku ingin bebas dan akan tetap bebas. Karena Bung Karno sudah berhasil membebaskan bangsa ini, bangsa Nusantara Indonesos menjadi Indonesia yang merdeka dari kuku kekejaman penjajah sejak 1602 hingga kini.
sV3M0i. MALANGTIMES - Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno seorang bapak proklamator yang cerdas, komunikatif serta memiliki cita rasa seni yang luar biasa. Hal itu terbukti dengan pidato-pidatonya hingga kumpulan karya syair puisinya. Salah satu syair puisi yang telah terkenal dan melegenda karangan Soekarno yakni berjudul 'Aku Melihat Indonesia'. Dalam syair puisi tersebut Soekarno menggambarkan sekilas kondisi alam Indonesia seperti pantai, gunung, sawah dan ekosistem makhluk hidup lainnya. Baca Juga Sambut Hari Kemerdekaan, Tiket Masuk Dua Pantai di Malang Gratis! Menariknya, hanya ada satu nama pantai yang disebut oleh Soekarno dalam syair puisinya yakni Pantai Ngliyep. Dalam syair puisi 'Aku Melihat Indonesia', Soekarno menyebutkan kata Pantai Ngliyep sebanyak dua kali dan bertempat di bait pertama. Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi warga Kabupaten Malang yang dimana salah satu tempat wisatanya yakni Pantai Ngliyep mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Soekarno hingga disisipkan dalam penggalan syair puisi 'Aku Melihat Indonesia'. Ahmad Faiz Wildan selaku Direktur Utama Perusahaan Daerah PD Jasa Yasa yang mengelola tempat wisata Pantai Ngliyep dan Pantai Balekambang mengatakan bahwa itu merupakan suatu bentuk apresiasi yang sangat luar biasa. Dirinya pun membuat kebijakan yang bersinergis dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Disparbud Kabupaten Malang untuk penghormatan kepada Soekarno yakni salah satunya dengan promo khusus di sepanjang Agustus. Selain itu nanti pada tanggal 17 Agustus akan dilakukan prosesi Upacara Kerakyatan yang diikuti oleh berbagai elemen. "Mulai dari petani, nelayan, peternak, dokter semua berkumpul menjadi satu dan mengenakan pakaian sehari-harinya. Itu nanti berlangsung di waktu detik-detik proklamasi," ungkapnya. Pihaknya pun berupaya untuk terus mengenalkan Pantai Ngliyep sebagai salah satu lokasi Napak tilas perjalanan Presiden Soekarno. "Kenapa pantai karena mempunyai historisnya sendiri. Pak Karno dulu kan sering ke Ngliyep toh, akhirnya beliau membikin 'Aku Melihat Indonesia' syairnya. Satu-satunya pantai yang disebutkan Pak Karno dalam 'Aku Melihat Indonesia' itu Pantai Ngliyep dua kali dalam alinea pertama," terangnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara juga mengatakan bahwa disebutnya nama Pantai Ngliyep di syair puisi Soekarno merupakan penghormatan yang sangat luar biasa atas alam ciptaan Tuhan yang begitu indah di tanah Indonesia. "Infonya memang jejak Sukarno pernah di sana, 2 atau 3 bulan yang lalu sempat anggota DPR RI Mbak Rieke Dyah Pitaloka bikin vlog di sana. Itu yang sekarang promosi PD Jasa Yasa," jelasnya kepada MalangTIMES, Kamis 6/8/2020. Made mengatakan memang tempat wisata Pantai Ngliyep sungguh memikat para wisatawan baik dari lokal maupun mancanegara. Akan tetapi disebutkan oleh Made bahwa masih terkendala terkait aksesnya. "Sangat memikat, kendala nya di Akses, dan Amenitas-nya seperti hotel, restoran, suvenir," sebutnya. Berikut isi syair puisi 'Aku Melihat Indonesia' ciptaan Soekarno Jikalau aku berdiri di pantai NgliyepAku mendengar Lautan Hindia bergeloramembanting di pantai Ngliyep ituAku mendengar lagu, sajak Indonesia Jikalau aku melihatsawah-sawah yang menguning-menghijauAku tidak melihat lagibatang-batang padi yang menguning menghijauAku melihat Indonesia Baca Juga Re-opening, Ratusan Wisatawan Geruduk Taman Rekreasi Selecta Jikalau aku melihat gunung-gunungGunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung MerbabuGunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelebetdan gunung-gunung yang lainAku melihat Indonesia Jikalau aku mendengarkanLagu-lagu yang merdu dari Batakbukan lagi lagu Batak yang kudengarkanAku mendengarkan Indonesia Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaranbukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkanAku mendengar Indonesia Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Malukubukan lagi aku mendengarkan lagu OlesioAku mendengar Indonesia Jikalau aku mendengarkan burung Perkututmenyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoibukan lagi aku mendengarkan burung PerkututAku mendengarkan Indonesia Jikalau aku menghirup udara iniAku tidak lagi menghirup udaraAku menghirup Indonesia Jikalau aku melihat wajah anak-anakdi desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar"Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!"Aku bukan lagi melihat mata manusiaAku melihat Indonesia
Puisi merindukan sosok bung karno adalah kata kata puitis untuk soekarno dan cerita tentang bung karno bapak bangsa, menjelaskan prihal kerinduan akan kepemimpinan soekarno yang tidak sebanding dengan kata kata puisi tentang rindu bung karno dalam bait puisi kritik yang dipulikasikan berkas puisi, apakah bercerita seperti puisi soekarno tentang indonesia atau berkisah seperti puisi tentang bung karno bapak lebih jelasnya puisi yang menceritakan tentang kerinduan akan sosok bung karno disimak saja puisi berjudul bung aku rindu, dibawah AKU RINDU Oleh Jeff ana baba1//EngkauBangkit yang terhimpitBusana kusam melekat mencekikNisan berhalaman bunga mekar terjagaTangis dari langit menetes titipan yang kacauYa..... engkau yang esaCintailah dia dalam dekapanSucikan dia pada surgamu yang muliaHingga Ia selau tertawa bahagiaWalaupun sakit melihat titipan rumahnya yang kini berpenghuni para mafia bermuka duaHei BungEngkau yang bahagia pada singga sanaLihatlah!Rumahmu ini mati tak berkarismatikSebab,Kartini mudahmu kini telah diperbudak zamanSepuluh pemudamu telah bercerai beraiWarung kopimu kehilangan aktifis pejuang minoritas NegeriGarudamu mati tanpa sayap kesatuanMerah putihmu tak berlangit angkasaIstanahmu berseragam badut-badut lalaiEngkauKembali yang tak mungkinNisan meratapi Negeri yang kian memuncaBerseragam megah berdasi rampokan2//BungAku rinduIndonesia yang dahuluErat mengikat martabat bhinekaHingga tak ada perbedaan dalam persatuanAku rinduIndonesia yang dahuluMengutamakan Pancasila yang perkasaPada kehidupanHingga hidup rukun bersalam-salamanAku rinduIndonesia yang dahuluMenghormati para leluhur yang berumah tanahHingga menabur bunga tanda penghormatanYang muliaAku rinduIndonesia yang dahuluMenjaga merah putih tetap jayaWalaupun pelatuk gigil mencengkam dada dan kepalaAku rinduIndonesia yang dahuluPara pemuda dan pemudi patut dan taat kepada tetuaHinggaTak ada sedikitpun pelecehanAku rinduIndonesia yang dahuluMengajarkan kepada anak cucu tentang tatakramaHingga tersanjung mulia pada mata-mata yang berwibawah tanpa kastaAku rinduIndonesia yang dahuluDibesarkan dengan hati dan cinta oleh ayah dan ibunda,Bukan dari media masa yang seketika menjelma menjadi idiot beranda aplikasiAku rinduIndonesia yang dahuluMenghormati para kaum hawa dengan imanHingga tak ada yang namanya pemerkosaanAku rinduIndonesia yang dahuluBerpakayan anggun pada tatapanHinggaTak disoroti berpakayan tapi telanjangAku rinduIndonesia yang dahuluMencintai keyakinannya denga imanHingga tak ada sedikitpun perselisihanBung, aku rinduIndonesia yang sekarang,Rindu untuk kembali padaIndonesia yang dahulumengikat erat persaudaraan dan tanggung jawab untuk memelihara etika dan budi pekerti para leluhur3//Salam hormat bungUntukmu dan para pahlawan yang telah kami, insan yang membingungkanDitanah iniSalam02/08/21Demikianlah puisi tema bung karno baca juga puisi yang berjudul soekarno dan puisi soekarno tentang pemuda dihalaman lain berkas puisi.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hey bung ?Bisakah jiwamu pulang barang sebentar...Menengok kami,Yang tinggal di negerimu ini...Yang kau bangun...Dari perjuangan...Hey bung...?Lihatlah atap negrimu yang indah.... Dindingnya sudah dipenuhiDengan kesakitan ....Dan lantainya mulai terpecah belah....Bagaimana kita harus memperbaikinya?Lihatlah cucumu...Sering sakit dan kelaparan...Bagaimana kami ingin mengolah pangan?Dan bantulah kami siramiKebunmu yang makinKering mengenaskan.....Dan kemana lagi cucumuMengembala hewan ternak bapaknya.....Hey bung?Bisakah engkau ajari kami tentang makna dari persatuan?Dan berikan lah kami ilmuTentang semangat atas perjuangmu...Yang selama ini engkau tempuh,Dan yang engkau jalani selama ini....Hey bung?Berikan lah kami semua.... tentang semangat perjuanganmu Lihat Puisi Selengkapnya
puisi tentang bung karno